09 April 2011

Raja Tempe di Jepang asal Indonesia

Raja Tempe di Jepang asal Indonesia

Di daerah pegunungan Katsuragawa prefektur Kyoto, dari sinilah tempe mulai dikenal dan merambah hampir ke seluruh Jepang. Rustono (40) seorang WNI yang telah memperkenalkan tempe Indonesia ke seluruh masyarakat jepang. Pria kelahiran Grobogan ini merupakan alumnus Akademi Perhotelan Sahid. Setelah enam tahun bekerja di Hotel Sahid Yogyakarta sebagai pelayan, kini dia telah menjelma menjadi pengusaha tempe sukses di Jepang.

Perubahan jalan hidupnya dimulai ketika berjumpa dengan seorang perempuan Jepang, Tsuruko Kuzumoto yang menambat hatinya. Pada tahun itu juga, berangkatlah Rustono menyusulnya ke Jepang dan mulai menempuh hidup barunya di Kyoto. Berbagai pekerjaan pernah dilakukannya, dari bekerja di perusahaan roti sampai ke perusahaan sayur-mayur. Rustono mempunyai impian untuk membuka bisnis makanan di jepang, “saya ingin memperkenalkan bahan makanan asli Indonesia di Jepang (dengan rasa Indonesia). Jadilah dia mencoba membuat tempe dengan sedikit pengetahuan yang pernah dia ketahui.

Selama berkutat mencoba membuat tempe dengan ragi Indonesia dan kedelai Jepang, tapi selalu gagal hingga kemudian dia menggunakan air dari sumber mata air di kediaman mertua, dan ternyata dia berhasil membuat tempe. Setelah empat bulan mencoba, rustono baru berhasil membuat tempe. Rustono juga sempat berguru di Semarang, Surabaya dan Bantul untuk membuat tempe. Saya hanya menggunakan barang-barang di dapur untuk menekan modal serta membeli kedelai di Jepang. Usaha yang berawal dengan pemasaran dari pintu ke pintu ini lambat laun semakin berkembang dan sukses. Dari sekarang Rustono memiliki pabrik tempe di kawasan pinggir hutan di atas lahan 1.000 meter persegi yang memiliki mata air.

Tempe buatannya dikemas dalam bentuk kemasan plastik putih dengan berat 200 gram, bergambar ilustrasi suasana kehidupan kampung di Jawa. Di atasnya terdapat label bertuliskan, “Rusto Tempeh” Made in Japan. Di kemasan itu tertulis daftar kandungan gizi, bahan pembuat, cara menyimpan, tanggal expired, dan alamat pak rustono. Lalu ada catatan kaki yang tertulis “Tempe an original, delicious cultural food, with no cholesterol made by Rustono, an Indonesian living ini Shiga Perfecture. It is a traditional fermented 100% soybean product.”.

Ketika memutuskan untuk membuat tempe rustono menemui banyak kendala. Misalnya, memperoleh izin produksi di Jepang, dia harus melalui penelitian dan tes di laboratorium dan harus memenuhi kesanggupan bertanggung jawab atas kualitas serta kandungan bahan produksi sesuai dengan yang tertera di kemasan, bahwa kandungan gizi tempe kedelai setara dan kandungan gizi daging, termasuk mematuhi peraturan daur ulang kemasan. Kendala cukup berat adalah soal menghadapi iklim alam di Jepang, fermentasi tempe hanya bisa berhasil dalam cuaca kelembaban 60% - 90%, tentu saja tidak masalah di Indonesia. Tapi Jepang yang memiliki empat musim, tempe hanya bisa dibuat hanya pada musim panas. Lewat penelitian kecil-kecilannya rustono menemukan cara mengatur kelembaban untuk segala musim di dalam ruangan produksinya. Peralatan produksi merupakan hasil inovasi Rustono sendiri, seperti memodifikasi bekas mesin pencuci cumi-cumi menjadi alat pencuci kedelai. Untuk pengemasan, dia mendatangkan mesin dari Bantul dan Surabaya. Kendala lain yang dihadapi adalah tingginya upah karyawan. Saat ini, Rustono menjalani usahanya dibantu istri tercinta dan dua orang anaknya.

Kini kapasitas produksi Rustono setiap lima hari bisa mencapai 16.000 bungkus tempe dengan kemasan 200 gram yang dijual dengan harga 500 yen dengan masa kadaluarsa enam bulan. Uniknya, tempe yang dijual adalah tempe beku sehingga tahan lama. Untuk mendukung produksi, dia mengadakan kontrak kerja sama dengan petani kedelai di Nagahama, kawasan Shiga. konsumennya tersebar di kota-kota hampir seluruh Jepang dengan pelanggan 60% diantaranya warga jepang serta meliputi perusahaan jasa boga, rumah makan vegetarian, toko swalayan, sekolah, rumah sakit di Fukuoka. Berbagai restoran vegetarian di Jepang banyak menyajikan olahan tempe dengan berbagai bentuk olahan, seperti misoshiru tempeh, tempura tempeh, steak tempeh.yang paling terkenal adalah burger tempe. Bahkan sebuah perusahaan kosmetik memproduksi bahan kecantikan dengan jamur hasil fermentasi tempe ke dalam produknya.

Kini Rusto’s Tempeh telah tersebar di sebagian besar swalayan di Jepang. Hasil Keuntungan yang diperoleh memungkinkannya membeli sebidang tanah seluas 2.000 meter persegi. Impiannya adalah ingin membangun pabrik yang lebih besar sehingga dapat menyediakan tempe untuk supermarket besar. Mimpi saya adalah menjadi 'raja tempe' dan mendominasi pasar tempe di Jepang," katanya. Dengan keahliannya, Rustono diundang ke universitas di Jepang untuk berbicara sebagai dosen tamu. "Saya bangga bisa mempromosikan Indonesia meskipun hanya melalui tempe," kata Rustono. Nantinya, Rusto’s Tempeh akan ikut terbang bersama Garuda untuk rute internasional mulai bulan Februari, tidak hanya itu bahkan sebentar lagi Rusto’s Tempeh akan melebarkan sayapnya ke Prancis. Rustono berniat agar semua orang di dunia ini bisa merasakan tempe.

Walau demikian, Rustono tetap rendah hati dan menilai keberhasilan tidak terlepas dari peran orang lain. Pengalaman dan menimba ilmu dari para senior menjadi bekal tidak ternilai. Tak tanggung-tanggung rustono siap menerima tenaga kerja dari Indonesia. "Bedanya, tidak dikontrak panjang karena setiap manusia punya potensi dan kemauan untuk menjadi lebih baik. Saya bersedia membantu mau berbuat apa di Jepang dan setelah berhasil, harus kembali ke Indonesia untuk membangun desanya masing-masing," tandasnya.Clap
Penghargaan

Di Jepang sudah banyak buku mengupas tentang tempe. Di antaranya yang terkenal adalah The Book of Tempeh, tulisan William Shurtleft dan Akiko Aoujaga. Buku besar ini lengkap dengan uraian dan ilustrasi menarik tentang pembuatan dan manfaat tempe dengan latar belakang budaya Indonesia, terutama Jawa.

Ada juga buku terbitan Asosiasi Tempe di Jepang yang dikelola para profesor dan ahli gizi. Asosiasi ini mengadakan penelitian dan setiap tahun mengadakan seminar tentang tempe. Salah satu kajiannya adalah kandungan gizi tempe tak kalah dari daging sapi.

Mereka memperkenalkan tempe dengan semboyan ”Makanan enak belum tentu menyehatkan, makanan tidak enak bisa menyehatkan. Tetapi, makanan enak dan menyehatkan adalah tempe!” Terberitakan pula sebuah perusahaan kosmetik memproduksi bahan kecantikan dengan jamur hasil fermentasi tempe ke dalam kapsul yang konon bisa menghaluskan kulit.

salut banget buat Pak RustonoYay. sukses di negeri sendiri bisa banyak kita jumpai tapi (walau tidak dipungkiri sulit juga) memulai usaha dari "zero to hero" di negeri orang lain, apalagi negeri sekelas jepang (memiliki aturan yang sangat ketat untuk mendapatkan izin usaha).
Semoga usahanya bisa meluas ke semua negara, untuk memperkenalkan tempe IndonesiaCheer

0 Celoteh

Post a Comment

Hello.. Thank you for commenting.. ( ◕◡◕)ノ ✿
your comments is my spirit and really made my day (ღ˘⌣˘ღ) ♫・*:.。. .。.:*・
__Berkomentar dengan url ( mati / hidup ) tidak akan di publish__